Category

blog

underwater acoustic

Akustik Bawah Air (Underwater Acoustics)

By | All, Articles, blog, News, Uncategorized | No Comments

Akustik bawah air (underwater acoustics) adalah salah satu topik yang menarik karena aplikasinya yang luas. Aplikasi akustik bawah air antara lain

  • Sonar yang umumnya digunakan untuk mengekstrak informasi terkait laut seperti kedalaman laut dan objek-objek yang berada di bawah laut
  • Komunikasi bawah air, baik dimanfaatkan oleh manusia untuk berkomunikasi antar perangkat di bawah air, atau bahkan digunakan oleh sebagian jenis paus untuk berkomunikasi memanfaatkan SOFAR channel (sound fixing and ranging channel).
  • Kebisingan bawah air yang mulai menjadi perhatian belakangan akibat pengaruhnya pada kelestarian bawah laut. Sumber-sumber kebisingan bawah laut antara lain konstruksi anjungan lepas pantai, kapal laut, dan pembangkit listrik tenaga bayu yang dibangun lepas pantai.

Lautan itu sendiri adalah waveguide akustik yang memiliki batas atas permukaan laut dan batas bawah dasar laut. Interaksi dengan permukaan laut yang bisa bervariasi, seperti gelombang pada permukaan dan adanya es, serta interaksi dengan dasar laut yang memiliki karakteristik berbeda-beda, menyebabkan semakin kompleksnya propagasi suara di dalam laut.

Salah satu yang menyebabkan propagasi akustik di bawah laut menjadi menarik karena adanya variasi kecepatan suara yang menyebabkan mungkinnya suara berbelok, mirip seperti efek refraksi pada cahaya dalam ilmu optik. Di lautan, kecepatan suara dipengaruhi tekanan statik, salinitas, dan temperatur. Secara sederhana, kecepatan suara dapat diekspresikan menggunakan persamaan empiris sebagai berikut:

c = 1449.2 + 4.6 T – 0.055 T2 + 0.00029 T3 + (1.34 – 0.01 T) (S – 35) + 0.016 z

dimana c adalah kecepatan suara, T adalah temperatur dalam derajat celcius, S adalah salinitas dalam part per thousand, dan z adalah kedalaman dalam meter. Pada kebanyakan kasus, persamaan diatas dapat digunakan. Pada permukaan laut, parameter-parameter yang mempengaruhi kecepatan suara diatas dapat berubah secara harian dan musiman, yang juga ditentukan oleh faktor geografis dari permukaan laut yang menjadi perhatian kita.

Beberapa opsi pemodelan propagasi suara di bawah laut yang sering ditemui antara lain

  • Normal modes: metode ini didasari dari persamaan Helmholtz (persamaan gelombang untuk sumber harmonik). Perlu diingat seperti sudah disinggung sebelumnya, bahwa lautan adalah sebuah waveguide dengan batas atas permukaan laut dan batas bawah dasar laut. Pada pemodelan dua dimensi (2D), hasil perhitungan akan bergantung pada frekuensi sumber suara (akan menentukan modeshape function pada waveguide), kedalaman sumber suara (menentukan interferensi sumber suara dan refleksi dari batas-batas waveguide) dan kedalaman lautan itu sendiri. Jika diinginkan pemodelan laut sebagai waveguide ideal (dasar laut dianggap rigid), kondisi batas yang digunakan adalah kondisi Dirichlet pada permukaan lautan dan kondisi Neumann pada dasar lautan. Jika dasar laut dimodelkan sebagai medium propagasi dengan densitas dan kecepatan suara tertentu, pemodelan ini disebut dengan Pekeris waveguide. Basis matematis yang sama juga melahirkan metoda lainnya yang disebut wavenumber integration atau di disiplin akustik bawah air juga dikenal sebagai FFP (Fast Field Program) yang tidak dibahas di artikel ini.
  • Parabolic equation (PE): metode yang juga dikenal sebagai paraxial model ini juga didasari dari persamaan Helmholtz. Akan tetapi, persamaan ini menyederhanakannya sehingga hanya memungkinkan gelombang untuk berjalan ke satu arah (forward-propagating). Berbagai opsi approksimasi dari square-root operator pada PE dalam mencari solusi persamaan ini menyebabkan sudut yang valid bervariasi tergantung dari pendekatan yang digunakan. Semakin besar sudutnya yang valid, tentu akan menghasilkan solusi yang lebih baik. Contoh pendekatan yang digunakan adalah Tappert (narrow-angle), Claerbout (Wide-angle) dan Padé (Wide-angle hingga very-wide-angle bergantung pada orde yang digunakan). Kondisi batas ideal waveguide dan pekeris waveguide dapat juga digunakan untuk model ini.
  • Finite difference (FDM) dan finite element (FEM): FDM dan FEM dapat diaplikasikan pada persamaan gelombang ataupun persamaan Helmholtz untuk memodelkan propagasi suara di bawah laut. FDM menjadi opsi pemodelan akustik bawah laut khususnya jika kondisi yang ingin dimodelkan memiliki dasar yang elastik, dengan kondisi geometri yang irreguler seperti kondisi batas yang tidak rata, atau dasar dengan properti yang bervariasi secara lateral. Aplikasi FDM untuk propagasi bawah laut misalnya pada propagasi suara di Arctic dengan bongkahan es besar yang terapung. Perbedaan FEM dan FDM pada dasarnya ada pada diskretisasi yang dilakukan: FDM melakukan diskretisasi pada persamaan, sedangkan FEM melakukan diskretisasi pada domain fisis dimana persamaan tersebut berlaku. FEM sendiri seringkali digunakan untuk mencari solusi untuk parabolic equation (PE) pada akustik bawah air.
  • Ray tracing: Metoda ini memodelkan suara sebagai sinar (“ray”) sehingga trajektori suara saat berpropagasi dapat dimodelkan. Ray tracing sudah lama dikembangkan dan digunakan pada pemodelan akustik bawah air. Saat ini, metoda ini tidak sepopuler dahulu di komunitas penelitian akustik bawah air karena pendekatan frekuensi tinggi yang digunakan pada metoda ini Interferensi antar gelombang tidak dapat dimodelkan dengan metoda ini, yang pada aplikasi dan frekuensi tertentu adalah fenomena yang cukup penting. Akan tetapi, metoda ini masih banyak digunakan jika kecepatan perhitungan menjadi prioritas. Fenomena penting seperti beloknya suara akibat perbedaan kecepatan suara (ray bending) pun dapat dimodelkan menggunakan metoda ini.
Propagasi suara di luar ruangan – hubungan antara daya suara, intensitas suara dan tekanan suara

Propagasi suara di luar ruangan – hubungan antara daya suara, intensitas suara dan tekanan suara

By | All, Articles, blog, News, Uncategorized

Tulisan ini akan membahas propagasi suara di luar ruangan, terutama hubungan antara daya suara, intensitas suara dan tekanan suara di luar ruangan. Kondisi luar ruangan yang dimaksud adalah kondisi hemi freefield dimana sumber suara titik berada diatas tanah dan tidak ada pantulan suara dari sumber ke penerima.

Sebelum kita membahas mengenai propagasi, mari kita definisikan terlebih dahulu beberapa terminologi yang akan kita perlukan sebagai berikut:

Daya Suara

Daya suara adalah energi suara per satuan waktu yang dikeluarkan oleh sumber suara. Satuan daya suara yang biasa digunakan adalah watt (Joule per detik). Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari pada bidang enjiniring, daya suara lebih sering dinyatakan dengan tingkat daya suara (disimbolkan SWL atau Lw). Tingkat daya suara dapat dinyatakan sebagai berikut:

Karena daya suara hanya mendeskripsikan sumber, tanpa mendeskripsikan lokasi penerima dan kondisi lingkungan sekitar sumber suara, tingkat daya suara menjadi besaran yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan sumber suara.

Intensitas suara

Intensitas suara didefinisikan sebagai daya suara dibagi dengan luasan yang dilingkupi oleh daya suara tersebut. Intensitas suara dapat juga dinyatakan secara logaritmik yaitu dengan tingkat intensitas suara (disimbolah SIL atau Li).

Hal ini menyebabkan besarnya intensitas suara bergantung pada jarak antara sumber dan penerima, karena semakin jauh penerima dari sumber, maka area yang harus dilingkupi oleh daya suara tersebut semakin luas. Hal ini dapat dianalogikan seperti sebuah senter yang diarahkan ke sebuah dinding. Semakin dekat senter ke dinding, maka iluminansi cahaya pada dinding yang terkena cahaya senter semakin tinggi (semakin terang), tetapi areanya semakin kecil, dan semakin jauh senter ke dinding, iluminansi cahaya pada dinding semakin rendah (semakin redup) karena area yang harus dicover oleh cahaya yang dikeluarkan oleh senter semakin besar.

Pada kondisi free-field, maka area yang dicover oleh sumber suara titik berbentuk bola sehingga hubungan antara intensitas dan daya suara adalah sebagai berikut:

Dimana r adalah jarak dari sumber ke penerima.

Pada propagasi di luar ruangan, suara berpropagasi dengan bentuk setengah bola karena sumber suara berada diatas tanah. Oleh karena itu, hubungan intensitas suara dengan daya suara menjadi seperti berikut:

Tekanan Suara

Adanya rambatan suara pada medium menyebabkan adanya fluktuasi tekanan yang biasa disebut dengan tekanan suara atau tekanan akustik. Nilai efektif (RMS) dari fluktuasi tekanan ini dapat dinyatakan secara logaritmik dan disebut tingkat tekanan suara (disimbolkan SPL atau Lp) sebagai berikut:

Tingkat tekanan suara ini bersesuaian dengan loudness atau kerasnya suara yang didengar telinga sehingga digunakan untuk mendeskripsikan seberapa keras suara yang didapatkan oleh penerima suara.

Hubungan antara intensitas suara, tekanan suara dan daya suara di luar ruangan

Hubungan antara intensitas suara, tekanan suara dan daya suara adalah sebagai berikut:

Dimana p adalah densitas medium dan c adalah cepat rambat suara pada medium tersebut.

Untuk dapat menghitung suara yang diterima oleh penerima suara dari sumber tertentu, maka kita perlu untuk mengetahui hubungan dari tingkat daya suara sumber ke tingkat tekanan suara pada penerima. Hubungan Lp dengan Lw untuk sumber titik pada kondisi free field adalah sebagai berikut

Q adalah directivity factor yang bergantung pada lokasi sumber terhadap permukaan terdekat. Nilai Q dan DI adalah sebagai berikut:

Dengan kata lain, nilai Q bergantung pada bentuk propagasi sumber suara yaitu 1/Q bola. Jika bentuk sumber suara adalah bola maka nilai Q=1, jika setengah bola (1/2), maka nilai Q adalah 2, jika seperempat bola (1/4), maka nilai Q adalah 4, jika seperdelapan bola (1/8) maka nilai Q adalah 8.

Disamping jarak dan lokasi sumber terhadap permukaan, terdapat beberapa koreksi lain yang digunakan sehingga perhitungan dapat lebih akurat. Sebagai contoh, terdapat beberapa koreksi pada ISO 9613-2 (Acoustics – Attenuation of sound during propagation outdoors – Part 2: General method of calculation) untuk perhitungan propagasi luar ruangan sebagai berikut:

  • Absorpsi atmosfer: Atmosfer dapat menyerap suara dimana nilai atenuasinya bergantung pada temperatur dan kelembapan udara dimana suara berpropagasi.
  • Efek pantulan dari tanah: Jenis tanah dapat mempengaruhi besarnya pantulan suara yang diterima oleh penerima suara. Di standar ini, terdapat tiga kategori tanah yang didefinisikan yaitu keras, berpori dan campuran.
  • Penghalang: Jika sumber dan penerima terhalang oleh suatu benda, misalkan dinding, maka efek dari difrasi suara akibat penghalang ini perlu diperhitungkan.
  • Pantulan: Pantulan dari benda lain, misalkan gedung, dapat mempengaruhi besarnya tingkat suara yang diterima oleh penerima suara.
  • Koreksi meteorologi: Koreksi untuk kondisi meteorologi jika kondisi tidak sesuai dengan yang disyaratkan oleh ISO 9613 (downwind condition)

Application of Noise Modelling & Mapping in Environmental Noise Mitigation

By | All, Articles, blog, Environmental Noise, Kebisingan, News, Uncategorized, Vibration | No Comments

Geonoise, didukung oleh AAVI, SoundPLAN dan KK Fisika Bangunan ITB menyelenggarakan Webinar dengan judul "Application of Noise Modelling & Mapping in Environmental Noise Mitigation"

Mari bergabung untuk mengikuti pemaparan dari para narasumber ahli. Segera daftarkan diri anda, gratis!

Webinar: Application of Noise Mapping & Environmental Noise Mitigation
🗓️ Rabu, 13 Oktober 2021
⏱️ 09.30-12.00
Platform: Zoom

Link Pendaftaran : https://bit.ly/GeonoiseWebinar

Pembicara:
1. Jochen Schaal (Managing director SoundPLAN GmbH)
2. Michel Rosmolen (Presiden Geonoise Asia Group)
3. Hizkia Natanael (Direktur Geonoise Indonesia)

Moderator : Iwan Prasetiyo S.T, M.T, Ph.D.- Dosen Teknik Fisika ITB

📞Info : 081364324389
support.id@geonoise.asia

Treatment Akustik di Sekolah

By | Articles, blog, Environmental Noise, News, Uncategorized, Vibration | No Comments

By Nichada Klombunchong

Beberapa generasi siswa dan guru telah mengalami masalah yang disebabkan oleh kebisingan dan desain akustik yang buruk dalam lingkungan pendidikan. Meskipun masalah telah dikenali selama lebih dari 100 tahun, akustik di ruang kelas tetap kurang diperhatikan di gedung-gedung lama, bahkan banyak sekolah-sekolah baru. Sebuah studi yang dirilis tahun 2012 ““Essex Study-Optimal classroom acoustics for all” mendefinisikan kebutuhan dan manfaat dari ruang kelas yang mempertimbangkan kualitas akustik. Studi tersebut mengamati dampak pengurangan waktu dengung (RT) di lingkungan ruang kelas. Kesimpulan yang diambil setelah dilakukan pengukuran akustik dan juga survei adalah adanya manfaat yang jelas jika kualitas akustik di ruang belajar ditingkatkan. Sederhananya, waktu dengung yang berlebih di ruang kelas memiliki efek negatif pada kesehatan dan performa, baik untuk siswa maupun guru.

Gaung disebabkan pantulan suara dari permukaan keras ke permukaan keras lainnya yang menyebabkan suara terdengar menumpuk sehingga dipersepsikan sebagai suara yang membingungkan dan sulit dipahami. Permukaan keras seperti jendela, papan tulis, balok beton, dan dinding gipsum yang ditemukan di sebagian besar ruang kelas tidak menyerap energi suara dan akibatnya, suara tersebut dipantulkan kembali ke dalam ruangan, sampai ke telinga berkali-kali dalam interval yang berjarak hanya dalam orde milidetik. Hal ini menyebabkan suara yang terdengar bergaung sehingga otak manusia mengalami kesulitan membedakan informasi primer dan membedakannya dari gaung. Masalah ini diperburuk ketika alat bantu dengar dan implan koklea digunakan. Gema berlebih juga memengaruhi siswa dengan masalah pemrosesan pendengaran, ADHD, dan tantangan belajar lainnya. Faktanya, semua siswa mendapat manfaat dengan menurunkan gaung dan meningkatkan kejelasan.

Dengung diukur dalam hubungannya dengan waktu. Waktu dengung (RT60) adalah waktu yang dibutuhkan suara untuk meluruh hingga 60dB di ruang tertentu. Semakin besar waktu dengung, semakin banyak gaung di sebuah ruangan, dan semakin sulit seseorang untuk mendengarkan informasi verbal. Waktu dengung suatu ruangan akan bergantung pada variabel seperti volume ruang kelas dan material yang digunakan di dalam ruang kelas, apakah merefleksikan atau menyerap suara.

Pengaruhnya terhadap Siswa dan Guru

Kebanyakan kegiatan belajar terjadi melalui komunikasi verbal. Secara tradisional, ruang kelas belum dirancang dengan memperhatikan bagaimana ruangan bersuara atau bagaimana hal itu dapat memengaruhi siswa dan guru yang menggunakannya. Diketahui bahwa jika siswa berada dekat dengan guru, siswa cenderung memiliki keterlibatan dan pemahaman materi yang lebih baik. Karena sebagian besar kelas memiliki 30 siswa atau lebih, sulit untuk membuat setiap siswa berada dekat dengan guru. Untuk siswa di bagian belakang kelas, tingkat suara yang mencapai siswa akan berkurang sebanyak 20dB dibandingkan sumbernya. Otak kemudian harus membedakan apakah suara yang diterima adalah sumber yang ingin didengar atau suara yang memantul dari dinding. Ketika salah satu faktor dalam gema alami di dalam ruangan, keterlambatan suara mencapai telinga, bersama dengan gangguan seperti kebisingan HVAC, suara tingkat dasar kelas dan kebisingan yang berasal dari luar pintu dan jendela, tidaklah mengherankan untuk menemukan bahwa banyak siswa yang tidak mendengarkan materi yang diajarkan kepada mereka.

Dan ini baru permulaan. Saat tingkat suara sekitar di kelas meningkat, guru secara alami meningkatkan tingkat suaranya. ‘Obrolan di kelas’ secara alami meningkat untuk mengimbangi dan masalah memperburuk ke titik di mana guru dan siswa mulai kehilangan konsentrasi.

Anak-anak Tidak Mendengar layaknya Orang Dewasa

Saat Anda mempertimbangkan masalah akustik yang dijelaskan, penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 30% siswa mungkin benar-benar kesulitan dalam memahami pesan guru mereka. Kejelasan yang buruk karena jaraknya dengan guru, dengung yang berlebihan dan suara bising mengakibatkan pemahaman materi yang diajarkan kurang.

Kebanyakan orang dewasa tidak mengalami kesulitan ini karena orang dewasa sudah memiliki kemampuan untuk menebak kata-kata apa yang disampaikan oleh pembicara walaupun tidak terdengar dengan jelas.

Solusinya adalah mendesain ruang kelas secara akustik

Sejak awal siaran radio, para penyiar sampai pada kesimpulan bahwa jika sumber siarannya tidak jelas dan ringkas, pesannya akan hilang. Untuk mengatasi masalah ini, panel akustik penyerap dipasang pada permukaan dinding studio siaran untuk mengurangi pantulan dan meningkatkan kejelasan bagi pendengar. Praktik ini berlanjut hingga hari ini dan praktik yang sama dilakukan baik jika Anda mengajar di ruang kelas, menyampaikan pesan di rumah ibadah atau menyiarkan kelas pembelajaran jarak jauh melalui internet.

 

Solusi populer adalah menggunakan panel akustik di langit-langit. Manfaat tambahan dari jarak antara panel dan beton jika panel digantung meningkatkan performa absorpsi panel. Contohnya, hal ini sangat efektif di kafetaria yang bising. Untuk ruang kelas dengan langit-langit T-bar, dapat digunakan panel akustik sebagai pengganti bahan langit-langit biasa seperti fiber tile yang memantulkan suara. Penempatan panel sebenarnya tidak sepenting yang dibayangkan. Hal yang lebih penting adalah menggunakan ruang yang tersedia untuk peningkatan performa terbaik Anda dengan mendistribusikan panel secara merata di sekitar ruangan.

Ruang kelas yang bebas dari gema dan kebisingan yang berlebihan jauh lebih kondusif untuk pembelajaran dan sangat berkontribusi pada keberhasilan siswa yang lebih baik – baik jika siswa tersebut memiliki masalah belajar ataupun tidak. Mengurangi tingkat suara di ruang belajar juga mempermudah pengajaran, mengurangi stres dan kelelahan guru, serta secara signifikan mengurangi kelelahan mendengarkan bagi siswa dan guru. Ketika Anda mempertimbangkan manfaat untuk guru dan siswa, dan biaya yang relatif rendah untuk pemasangan dan perawatan akustik, solusi praktis untuk sekolah dan institusi pasca sekolah yang peduli untuk mencapai hasil maksimal dari siswa mereka sebetulnya telah tersedia di pasaran.

 

Credit : James Wright, Business development executive at Primacoustic

Helmholtz Resonator

By | Articles, blog, Kebisingan, News, Uncategorized, Vibration | No Comments

Peredam resonansi adalah yang paling kuat dari teknologi penyerapan frekuensi rendah. Pound untuk pound dan kaki persegi per kaki persegi, peredam resonansi tidak dapat disesuaikan untuk penyerapan frekuensi rendah. Mereka kadang-kadang disebut peredam resonansi. Kita berbicara tentang absorpsi frekuensi rendah nyata yang mewakili semua frekuensi di bawah 100 Hz. Peredam resonansi berbeda dari peredam lainnya. Mereka bekerja paling baik di area dengan tekanan suara ruangan tinggi, bukan area kecepatan suara tinggi seperti peredam berpori yang menangani frekuensi menengah dan tinggi.

Getaran & Tekanan Suara

Penyerap resonansi adalah sistem getaran yang “berjalan” pada tekanan suara. Karena ilmu getaran akan memberi tahu kita, penyerap resonansi adalah massa yang bergetar melawan pegas. Massa adalah kabinet dan dinding depan atau diafragma. Pegas adalah udara di dalam rongga penyerap resonansi. Jika Anda mengubah massa getar dan kekakuan pegas, Anda dapat mengontrol dan menyetel penyerap resonansi ke frekuensi resonansi pilihan. Massa internal atau kedalaman kabinet menentukan frekuensi desain. Pegas atau udara internal dan rongga digunakan untuk mencapai laju penyerapan di atas unit yang dirancang untuk frekuensi resonansi. Ada tiga jenis peredam resonansi: Helmholtz dan Diafragma dan Membran.

Helmholtz / Membran

Resonator Helm adalah kotak atau tabung dengan bukaan atau celah pada mulutnya. Udara memasuki slot yang memiliki lebar, panjang, dan kedalaman yang dihitung. Slot dipasang ke kabinet atau silinder dengan lebar dan kedalaman berbeda. Botol kokas kaca adalah contoh bagus resonator Helmholtz. Ini adalah penyerap resonansi atau seperti yang beberapa orang sebut sebagai penyerap resonansi. Frekuensi atau resonansi ditentukan oleh dimensi slot bersama dengan kabinet atau kedalaman silinder. Helm adalah frekuensi tertentu dan cakupan pita frekuensi sempit. Penyerap membran bekerja mirip dengan diafragma. Ia memiliki selaput yang kemudian bergetar sebagai simpati terhadap tekanan suara. Selaput getar ini dipasang pada lemari yang memiliki kedalaman tertentu dan bahan pengisi. Penyerap diafragma bekerja mirip dengan membran dengan kinerja lebih per kaki persegi.

Hitung frekuensi resonansi Helmholtz Slot Absorber

Rumus Frekuensi Resonan

fo = 2160 * akar persegi (r / ((d * 1.2 * D) * (r + w)))

fo = frekuensi resonansi

r = lebar celah

d = ketebalan bilah

1.2 = koreksi mulut

D = kedalaman rongga

w = lebar bilah

2160 = c / (2 * PI) tetapi dibulatkan

c = kecepatan suara dalam inci / detik

Jika celah bervariasi, katakanlah 5mm, 10mm, 15mm, 20mm dan dinding miring seperti yang ditunjukkan di bawah ini, resonator low mid band lebar dibuat yang masih menjaga frekuensi tinggi tetap hidup.

 

Ingat rongga belakang harus kedap udara!

Dengan mengerjakan lebar slat dan celah slat yang berbeda, Anda dapat membuat resonator menengah rendah broadband pada frekuensi tertentu.

Credit : mh-Audio.nl , acousticfields

Structure borne Noise: The way it is propagate and how we can control this particular vibration.

By | blog, Kebisingan, News, Uncategorized, Vibration | No Comments

Suara bertransmisi melalui dua cara. Pertama, suara merambat melalui udara (airborne sound). Ketika noise yang ditimbulkan berasal dari rambatannya melalui udara maka perlu dikembangkan sebuah transmission loss dari ruang sumber ke ruang penerima untuk mengurangi noise yang merambat. Transmission loss adalah parameter penting dari sebuah partisi seperti pada dinding dan slab. Cara transmisi kedua adalah suara yang merambat melalui struktur (structure borne sound). Structure borne sound adalah suara yang ditimbukan dari sumber getaran dan impact sound. Sumber tersebut bertransmisi melalui bagian struktur yang solid pada bangunan seperti, lantai, column, dinding, pipa dan duct.

Lalu bagaimana structure borne sound dapat merambat?

Pada mesin beroperasi dan menimbulkan getaran yang berosilasi (tahap Generation) kemudian mentransfer energi osilasi tersebut ke struktur pasif (tahap Transmission), kemudia energi didistribusikan melalui system structural (Propagationi) terakhir energi tersebut menggetarkan udara dan menjadi suara (Radiation). Berikut adalah proses dari proses structure borne sound.

Seperti kita ketahui bahwa cepat rambat suara di benda solid lebih cepat dibandingkan dengan suara di udara. Sumber dari structure borne sound dalam bangunan antara lain:

1. Pumps: reciprocrating and centrifugal
2. Compressor: AHU, cooling tower
3. Electrical: Motor, generator, transformaers, UP
4. Mesin lainnya.


Structure borne ini akan menimbulkan efek di antaranya efeknya terhadap struktur dan efek akustiknya. Pada struktur akan terjadi kerusakan pada pondasi, terdapatnya retakan pada bagian bangunan, dan masalah yang akan mempersulit dalam menanganinya. Untuk efek dari akustiknya adalah noise yang ditimbulkan akan mengganggu penghuni bangunan, noise mungkin akan berinterferensi dengan instrument lain, suara getaran menyebabkan tekanan darah inggi, sakit kepala, dan tuli.


Lalu bagaimana mengurangi getaran atau suara yang ditimbulkan dari struktur?


Hal yang paling utama untuk dilakukan adalah getarannya harus diisolaasi. Terdapat beberapa Teknik berbeda dalam mengisolasinya untuk mengurangi noise dan getaran yang diklasifikasikan ke dalam 2 hal.
1. Active vibration isolation
Cara ini dilakukan dengan modifikasi pada mesin getaran untuk mengontrol amplitude getarannya. Dengan itu efek getaran akan terminimalisasi. Sehingga cara ini adalah dengan menangani mesin itu sendiri
2. Passive vibration isolation.
Jika active vibration isolation adalah modifikasi pada mesin untuk mengontrol getaran maka pada passive vibration isolation adalah dengan mengontrol amplitude selama propagasinya dengan mengisolasi getaran dari mesin yang bergetar. Jadi yang dilakukan adlaah dengan meminimalkan propagasi suara dari ruang sumber ke ruang penerima dengan mengubah konfigurasi bangunan, dan element bangunan lainnya.
Dalam menangani masalah getaran dan structure borne sound maka perlu diketahui berdasarkan sumber, jalur transmisinya dan penerima.


a. Sumber: sumber ini biasanya berasal dari getaran mekanis atau gangguan aliran fluida yang dihasilkan secara internal oleh mesin. Sebagai contoh adlaah pipa yang mengalirkan air atau udara. Apabila alirannya berupa aliran laminar maka akan lebih mudah dalam mengontrolnya namun apabila alirannya turbulensi makan akan lebih sulit menanganinya.
b. Jalur Transmisi: jalur transmisi adalah jalur struktural atau udara yang digunakan untuk mentransmisikan noise ke penerima. Terkadang melalui struktur, terkadang melalui udara dan terkadang melalui struktur dan udara. Jalur ini perlu dikaji untuk mengetahui caranya menjalar dari sumber ke penerima dan bagaimana penangannya.
c. Penerima: sistem yang merespons kebisingan atau dapat disebut sebagai area sensitive terhadap kebisngan sumber


Solusi yang dapat dilakukan untuk menangani getarannya berdasarkan bagiannya adalah


1. Solusi yang dilakukan pada sumber:
a. Memindahkan mesin di atas pondasi yang kokoh dan sejauh mungkin dari area sensitive. Setiap mesin yang menimbulkan getaran harus diletakkan pada lantai yang paling bawah (ground floor). Hal ini dikarenakan terdapat semacam solid base yang menambah stiffness pada lantai dasar. Jadi secara otomatis getarannya akan terhenti atau getaran tidak merambat dari mesin ke komponen lain. Meskipun akan tetap merambat, akan tetapi rambatannya tidak sebesar jika diletakkan di lantai atas yang bisa menyebar ke bawah. Jika mesin yang menimbulkan getaran ini diletakkan di lantai atas, maka transmisi yang akan ditanggung struktur sangat tinggi karana seluruh support dan stiffness-nya akan hilang sehingga dapat berdampak pada lantai di bagian bawah.
Apabila dalam kasus tertentu, mesin tidak dapat diletakkan di lantai paling bawah, mesinnya harus diletakkan di sudut ruangan tidak boleh di tengah slab. Mesin yang diletakkan di tengah akan memproduksi suara dari struktur yang tinggi karena stiffness dibawahnya relative rendah apalagi jika berada di lantai atas. Mesin setidaknya harus dikeliling dua sisi column atau balok karena hal ini akan menambahkan stiffness dan akan memberikan semacam pengurangan dalam perambatan getaran.
b. Jika diperlukan ganti mesin dengan kualitas yang lebih tinggi dan tipe mesin yang lebih sedikit menimbulkan getaran dan kebisingan. Selain itu, dengan mengubah kecepatan operasi mesin dan frekuensi operasinya untuk menghindari resonansi pada struktur.
c. Menggunakan active vibration control dan absorber untuk mereduksi noise yang terjadi sesuai dengan perhitungan yang belaku.

2. Solusi yang dilakukan pada jalur transmisi
a. Meminimalkan transmisi getaran dengan memasang isolator berupa spring dan atau inertia block yang dipasang pada bagian mesin. Mesin tetap mengeluaran getarannya sendiri namun ketika getarannya merambat ke elemen bagian dari bangunan sejumlah energinya akan diserap oleh spring atau inertia block.
b. Structural discontinuity: memutuskan rambatanannya dari struktur dalam benuk sambungan konstruksi untuk menghentikan penyebaran suara yang ditanggung struktur.

c. Mounting operation: cara ini paling sering digunakan untuk menghentikan atau mengurangi isolasi getaran. Hal ini bisa dilakukan dengan menambahkan spring atau beberapa jenis bantalan logam (Inertia block) di bawah mesin seperti gambar di bawah ini.

3. Solusi yang dilakukan pada ruang penerima
a. Menambahkan redaman structural di area penerima untuk meminimalkankan efek getaran
b. Mengisolasi area penerima dari jalur perambatan getaran.

Pada pembahasan selanjutnya, kita akan membahas bagaimana perhitungan yang tepat dalam mengisolasi getaran dan structure borne noise untuk mereduksi dampak yang diterima.

Ditulis oleh :

Adetia Alfadenata (Acoustic Engineer) | GEONOISE INDONESIA | email: support.id@geonoise.asia