Kebisingan Lingkungan Kerja
Gangguan pendengaran akibat bising adalah kondisi kesehatan kerja yang paling umum dicegah di dunia.
Kebisingan didefinisikan sebagai ‘suara yang tak diinginkan’. Saat seseorang mendengar suara, bisa jadi suara tersebut merupakan kebisingan bagi orang lain, namun siapapun yang terpapar bising sangat berpotensi berisiko. Semakin tinggi tingkat kebisingan, dan semakin lama seseorang terpapar, maka risiko menderita sakitnya semakin tinggi pula.
Jutaan pekerja di dunia terpapar tingkat kebisingan yang sangat berisiko terhadap pendengaran mereka. Kebisingan berlebih adalah bahaya lingkungan kerja dengan banyak efek yang merugikan, tak hanya pekerja yang terlibat dalam operasi yang bising, namun juga orang-orang sekitarnya. Efeknya dapat membuat kerusakan pendengaran sementara atau permanen dan dapat menurunkan efisiensi pekerja. Seseorang yang menderita dari pendengaran yang buruk, baik itu karena umur atau penyakit, dapat membuat masalah mereka semakin parah karena paparan tinggi dari bising di lingkungan kerja. Hal ini dapat pula menimbulkan kecelakaan karena keterbatasan komunikasi berbicara, kesalahpahaman instruksi lisan, dan menutupi suara peringatan bahaya.
Sumber Utama Kebisingan Lingkungan Kerja
Kebisingan adalah bahaya yang umum dan ada hingga batas tertentu di hampir semua tempat kerja. Hal ini merupakan bahaya kesehatan paling umum dalam industri hiburan, manufaktur, agrikultur, tekstil, pertambangan dan penggalian, makanan dan minuman, kayu, metal, dan konstruksi.
Beberapa sumber bising umum yakni:
- musik yang keras
- penggunaan alat-alat berat
- transportasi tempat kerja
- peralatan listrik seperti gergaji dan cutter
- lini produksi
- peralatan pneumatik seperti bor, gerinda, dan pistol rivet
- motor dan generator listrik
- proses fabrikasi bahan
- ruang pabrik dengan peralatan ventilasi yang bekerja kontinu
Tingkat Kebisingan yang Berbahaya
Sangat sulit menentukan berapa tingkat bising yang benar-benar aman, karena tiap individu dapat berbeda pengaruhnya terhadap kebisingan. Namun, tingkat kebisingan di atas 75-80 dB(A) diketahui dapat menyebabkan kerusakan pendengaran. Semakin keras bisingnya, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk menyebabkan kerusakan. Misal, tingkat bising pada 85 dB(A) butuh waktu 8 jam untuk menyebabkan kerusakan pendengaran, sedangkan bising 100 dB(A) mulai merusak sel rambut pada telinga setelah hanya 30 menit.
Untuk membuktikan apakah tingkat kebisingan berbahaya ada di lingkungan kerja, harus dipastikan apakah percakapan normal pada jarak 1 meter dapat dilakukan. Jika terdapat kesulitan dalam berkomunikasi, maka sangat mungkin penyebabnya adalah tingkat bising yang tinggi.
Tabel berikut menunjukkan rekomendasi batas tingkat kebisingan dari World Health Organization untuk berbagai pekerjaan:
Tanda Umum dari Hilangnya Pendengaran
Sangat penting untuk mengetahui masalah hilangnya pendengaran sedini mungkin, karena tanda-tanda awal dapat membantu mengidentifikasi masalah dengan cepat. Tanda awal kehilangan pendengaran dapat berupa:
- Telinga berdering
- Tidak bisa mendengar suara lembut dan bernada tinggi
- Suara bicara dan suara lain teredam
- Sulit memahami percakapan berjarak atau dalam keramaian
- Mendengar musik atau menonton televisi dengan volume yang lebih tinggi dari orang lain
- Sulit mendengar telepon atau bel
- Sulit menentukan dari arah mana suara bising berasal
- Biasa merasa capek atau stres karena harus konsentrasi saat mendengar
- Menjawab atau merespon percakapan dengan tidak sesuai
- Membaca bibir atau mengamati wajah saat bercakap
- Merasa terganggu terhadap orang lain karena tidak mengerti mereka
- Merasa gugup saat mencoba mendengar dan mengerti orang lain
Riset menyebutkan bahwa butuh 10 tahun sejak seseorang tahu dia mengalami kehilangan pendengaran sebelum melakukan sesuatu.
Sumber: IOSH
[…] lebih lanjut dari resistor film karbon adalah bahwa, menggunakan karbon murni, kebisingan yang dihasilkan oleh resistor secara signifikan lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh jenis […]