Pendengaran binaural memungkinkan untuk melokalisasi sumber suara, menekan suara seperti untuk lebih memahami percakapan. Untuk melokalisasi suara terdapat aspek penting pada persepsi auditori yang membuat kita dapat menyesuaikan diri dalam ruangan, yaitu pendengaran spasial. Terdapat dua proses dalam lokalisasi suara pada manusia, yiatu monaural cues dan difference cues.
- Monaural Cues
Monaural cues adalah bagaimana setiap telinga menerjemahkan sinyal suara yang di tangkap. Monaural cuesmerupakan hasil dari konvolusi sumber suara dengan impuls respons kepala atau Head Related Transfer Function(HRTF). Head–Related Transfer Function (HRTF) merupakan bentuk transformasi dari propagasi gelombang suara dari sumber ke telinga atau HRIR. HRTF juga didefinisikan sebagai bentuk modifikasi suatu suara dari arah tertentu yang sampai di telinga [35]. Transformasi ini melibatkan difraksi dan refleksi dari bagian anatomi telinga [36]. HRTF juga tergantung dari lokasi sumber suara relatif terhadap pendengar sehingga dapat menentukan sumber suara.
- Difference Cues
Difference cues adalah bagaimana perbedaan antara dua telinga menerjemahkan sinyal suara. Difference cues ini memuat informasi Internaural Time Difference (ITD) dan Internaural Level Difference (ILD). ITD adalah perbedaan waktu kedatangan gelombang suara telinga kiri dan telinga kanan sementara ILD adalah perbedaan tingkat tekanan antara telinga kiri dan kanan. Berdasarkan Teori Dupleks nilai ITD digunakan untuk lokalisasi suara pada frekuensi rendah, yaitu di bawah 1,5 kHz sementara ILD digunakan untuk lokalisasi suara pada frekuensi tinggi, yaitu di atas 1,5 kHz. Suara lingkungan berada di rentang frekuensi rendah dan frekuensi tinggi sehingga sistem auditori manusia menggunakan ITD dan ILD [25].
Prinsip dasar pada ITD diilustrasikan pada Gambar 1
Ketika sumber suara berupa gelombang suara dengan frekuensi rendah maka propagasi gelombang suara akan sampai pada kedua telinga tanpa mengalami penurunan tingkat tekanan suara. Hal ini dikarenakan panjang gelombang suara lebih kecil dibandingkan dimensi kepala. Akan tetapi, terdapat perbedaan waktu yang diterima antara dua telinga. Oleh karena itu, gelombang suara yang berada pada frekuensi rendah berkaitan dengan ITD. [37].
Prinsip dasar ILD diilustrasikan pada Gambar 2. Besarnya nilai ILD dipengaruhi oleh ukuran kepala dan untuk sumber yang sangat dekat dengan kepala. Ketika sumber suara berada pada rentang frekuensi tinggi di mana panjang gelombang suara lebih kecil dari dimensi kepala, suara akan sampai pada pada telinga yang lebih dekat dengan sumber suara. Saat akan mencapai telinga yang lain, suara akan tertahan atau terjadi kegagalan propagasi gelombang suara untuk sementara waktu, fenomena ini disebut dengan acoustic shadow. Suara yang akhirnya sampai pada telinga yang lain akan mengalami penurunan tingkat tekanan suara yang disebabkan oleh fenomena acoustic shadow.
Ditulis oleh:
Adetia Alfadenata
Acoustic Engineer
Geonoise Indonesia
support.id@geonoise.asia
Referensi
- T. Potisk, “Head-Related Transfer Function,” 2015.
- X. Zhong and B. Xie, “Head-Related Transfer Functions and Virtual Auditory Display,” Soundscape Semiot. – Localis. Categ., 2014
- W. György, “HRTFs in Human Localization : Measurement , Spectral Evaluation and Practical Use in Virtual Audio Environment,” 2002.
- K. Carlsson, “Objective Localisation Measures in Ambisonic Surround- sound,” 2004.