A. Suara? Atau Noise?
Kedua istilah ini, “suara” dan “noise” sangat umum digunakan pada percakapan sehari-hari. Sebagai contoh, ketika sekelompok orang berbicara dengan sangat keras, kita akan bilang, “mereka menimbutkan noise” atau ketika sebuah musik metal dihidupkan melalui speaker kita akan mengatakan “suara yang sangat kencang dari speaker!”.
Tapi, apakaj kita mengguanakan kata tersebut dengan tepat? Apaka dua istilah tersebut berarti sama?
Tidak
Penjelasannya adalah mereka berkaitan tapi tidak sama. Ini adalah tips cepat dalam memberdakan kedua istilah tersebut: noise adalah suara, tapi suara bukan noise. Mengapa?
Suara dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk energi yang ditransisikan oleh variasi tekanan (DOSH, 2016). Dalam terminologi fisika, suara juga merupakan getaran yang dibentuk dari propagasi gelombang suara, yang kemudian melalui suatu medium (solid, liquid atau gas). Hal ini terjadi ketika partikel udara mengalami getaran, mengenerasikan gelombang tekanan dalam udara. Dalam Laynman’s terms, pada dasarnya suara adalah apa yng didengar.
Bagaimana dengan noise?
Noise sesungguhnya berarti suara yang tidak diinginkan (DOSH, 2016). Ketika noise yang ditimbulkan begitu keras, hal tersebut akan menimbulkan ketidaknyamanan, distraksi, stress atau sesuatu yang bahkan akan menyebabkan kerusakan pendengaran. Kerusakan ini sangat bergantung dalam beberapa faktor, termasuk volume (loudness), frekuensi (pitch) and durasi terpapas noise yang keras. Sekarang kecilkan suara speker anda, dan dengarkan noise berikut ini untuk mengetahui gambaran tentang noise
*Suara noise* (dengar suara di sini)
Tidak nyaman bukan?
B. Pengukuran suara
Gambaran singkat tentang pengukuran suara, pengukuran suara dapat dilakukan berdasrakan kenyaringannya (loudness) atau frekuensinya (pitch). Kenyaringan suara biasnaya diukur dalam decibels (dB), yang memperlihatkan tingkat energy dari tekanan gelombang suara (Rose, 2007). Semakin tinggi frekuensi berarti semakin tinggi nadanya, berlaky untuk kenyaringan dalam dB.
Umumnya, telinga manusia dapat mendengar suara dengan rentang frekuensi dari 20 Hz hingga 20kHz, di mana pendengaran manusia sensitifnya pada 500 Hz hingga 4 kHz, berada pada rentang bicara manusia (Olson, 1967)
Cobalah dengarkan nada di bawah ini untuk mengetahu perbedaan antara 500 Hz dengan 4 kHz. (Perhatian: kecilkan volum ketika mendengarkan!)
*suara* (dengar suara di sini) *suara* (dengar suara di sini)
Apakah kalian mendengar perbedaannya? Suara dengan frekuensi paling tinggi (4 kHz) jauh lebih tajam dibandingkan dengan suara pada frekuensi rendah (500 Hz).
Artikel diterjemahkan dari: