Tag

kesehatan

Akustik di Rumah Sakit dan Baku Mutu Kebisingan Rumah Sakit (Permenakes No. 7 / 2019)

By | News, Uncategorized, Vibration | No Comments

Pengaruh Kondisi Akustik di Fasilitas Kesehatan

Kebisingan di fasilitas kesehatan terutama rumah sakit memiliki dampak kepada pasien, tenaga Kesehatan dan juga pengunjung. Gangguan tidur dan naiknya tekanan darah adalah dua contoh dampak yang telah diamati terjadi pada pasien. Sedangkan pada tenaga Kesehatan, kondisi akustik yang buruk dapat menambahkan rasa kelelahan.


Beberapa bukti telah menunjukkan bahwa kesehatan fisiologis pasien terdampak secara negatif karena adanya kebisingan. Sebagai contoh, di sebuah studi, pasien memerlukan waktu pemulihan di rumah sakit setelah operasi katarak Ketika tingkat kebisingan menjadi lebih tinggi karena adanya kebisingan dari konstruksi. Contoh lainnya, ditemukan bahwa ketika kebisingan diatas 60 dBA, diperlukan obat-obatan lebih banyak untuk pasien bedah pada saat proses pemulihan.


Selain memberikan dampak pada kondisi fisiologis pasien, kondisi akustik yang buruk juga mempengaruhi persepsi privasi, kenyamanan dan keamanan untuk pasien dan keluarganya. Secara umum, pasien lebih puas dengan pelayanan Kesehatan oleh petugas jika mereka berada di kondisi akustik yang baik.
Kebisingan juga memiliki konsekuensi pada tenaga Kesehatan. Kebisingan menjadi sumber stress untuk pekerja di rumah sakit dan berpotensi mempengaruhi kemampuannya untuk bekerja secara efektif. Beberapa studi menunjukan adanya relasi antara stress dan rasa terganggu pada perawat dengan kebisingan. Meskipun pada studi lainnya kebisingan tidak mengganggu performa ahli anastesi dan ahli bedah secara signifikan, investigasi ini menunjukan bahwa jika kebisingan berada diatas 77 dBA, seseorang yang hendak melakukan komunikasi verbal harus bersuara cukup keras, dan pada saat yang bersamaan, kejelasan suara ucap berkurang sebesar 23 persen.

Aspek-aspek Utama terkait Akustik yang Perlu Diperhatikan di Rumah Sakit

Aspek-aspek utama yang perlu diperhatikan pada fasilitas Kesehatan adalah sebagai berikut:


1. Tingkat kebisingan: Tingkat kebisingan rata-rata di dalam rumah sakit dilaporkan pada sebuah studi di 2005, bahwa tingkat kebisingan di dalam rumah sakit adalah sekitar 72 dBA di siang hari dan 60 dBA di malam hari. Hal ini berada di luar rekomendasi World Health Organization (WHO) yang merekomendasikan kebisingan pada 35 dBA di siang hari dan 30 dBA di malam hari, dengan tingkat kebisingan puncak tidak melebihi 40 dBA di malam hari.
Perlu diperhatikan bahwa terdapat dua hal berbeda terkait dengan tingkat kebisingan, yang pertama adalah kebisingan latar belakang dari system HVAC, peralatan medis, dan sumber kebisingan lainnya. Kedua adalah kebisingan yang bersifat berselang atau intermittent seperti suara ucap, alarm, telfon, dan lainnya.
Kebisingan di dalam ruangan biasa dideskripsikan menggunakan rating dengan satu angka seperti NC (Noise Criteria) dan RC (Room Criteria), atau kebisingan ekuivalen (LAeq) dengan satuan dBA.


2. Kejelasan berbicara: Komunikasi di rumah sakit diperlukan baik antar tenaga Kesehatan dan juga antara pasien dan petugas di rumah sakit. Perawat dan dokter perlu untuk dapat memahami dan mengambil tindakan berdasarkan informasi auditori di kondisi yang memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggi.
Kejelasan bicara sering dideskripsikan menggunakan beberapa besaran seperti STI (Speech Transmission Index) dan %ALC (Percentage Articulation Loss of Consonants)


3. Privasi berbicara: Meskipun kejelasan bicara penting untuk orang-orang memerlukan komunikasi satu sama lain, penting juga untuk pembicaraan tersebut tidak terdengar oleh pendengar yang tidak seharusnya. Hal ini diperlukan untuk memastikan pasien dapat mendiskusikan masalah kesehatannya dengan bebas dengan dokternya, tanpa mengkhawatirkan bahwa pembicaraannya dapat terdengar oleh orang lain.
Privasi berbicara yang didapatkan di ruang tertentu diindikasikan menggunakan Privacy Index (PI) yang secara umum membagi privasi berbicara ke empat kategori yaitu:
• Confidential: Pembicaraan dapat terdengar tetapi tidak dapat dipahami di luar ruang tersebut
• Normal: Pembicaraan dapat terdengar dan sebagian dapat dipahami
• Marginal atau poor: Sebagian besar pembicaraan dapat terdengar dan dapat dipahami oleh orang lain
• No privacy: Semua pembicaraan dapat terdengar dan dipahami

Contoh-contoh Strategi Desain untuk Memperbaiki Lingkungan Akustik

Beberapa strategi dalam melakukan desain yang telah menunjukkan perbaikan pada kondisi akustik di rumah sakit adalah sebagai berikut:


1. Penggunaan material penyerap suara di dalam ruangan: Salah satu kondisi yang menyebabkan buruknya kondisi akustik di rumah sakit adalah karena kebanyakan permukaan ruang yang bersifat reflektif. Salah satu solusi yang paling umum diterapkan adalah dengan menggunakan ceiling (plafon) yang menyerap suara. Sebagai contoh, sebuah studi di Swedia menunjukan bahwa dengan menggunakan ceiling yang menyerap suara, pasien pada sebuah intensive coronary care unit (CCU) menunjukkan kondisi fisik yang lebih baik.
Kemampuan material untuk menyerap suara biasanya dinyatakan dengan NRC (Noise Reduction Coefficient)


2. Perencanaan ruang: Untuk meningkatkan kondisi akustik di rumah sakit, perencanaan ruang dapat memberikan dampak yang besar. Hal ini termasuk penentuan lokasi ruang-ruang yang akan bersebelahan, dengan mempertimbangkan fungsi ruang-ruang yang akan bersebelahan, tingkat kebutuhan privasi bicara, dan kebisingan latar belakang (background noise), dan faktor lainnya. Salah satu hal yang mendukung kondisi akustik secara signifikan adalah dengan menyediakan ruangan untuk tiap pasien (single-patient room) dibandingkan dengan ruangan dengan banyak tempat tidur. Ruangan pribadi pada umumnya memiliki tingkat kebisingan yang lebih rendah, dipersepsikan lebih privat, dan memungkinkan untuk percakapan dilakukan tanpa terdengar oleh orang diluar ruangan.
Dari sudut pandang desain insulasi suara, ruangan perlu dipisahkan oleh partisi dengan performa insulasi akustik yang cukup, dengan perhatian untuk menghindarkan kebocoran suara pada partisi. Performa material biasanya diukur dengan rating seperti STC (Sound Transmission Class) atau Rw (Weighted Sound Reduction Index)


3. Menghilangkan atau mengurangi sumber kebisingan: Sumber kebisingan yang umum berada di dalam rumah sakit adalah sistem paging, peralatan kesehatan dan pembicaraan antar tenaga kesehatan. Sumber kebisingan dapat dikurangi dengan mengganti sistem paging dengan sistem komunikasi nirkabel yang dibawa oleh staff, mematikan peralatan ketika tidak digunakan, melakukan pembicaraan di ruang tertutup dan mengedukasi tenaga kesehatan mengenai signifikansi aspek kebisingan sehingga diharapkan tenaga kesehatan berbicara dengan tingkat suara tidak terlalu keras.


4. Penggunaan sistem sound-masking: sound-masking (menambahkan suara di ruangan dengan sengaja) memiliki potensi untuk dapat meningkatkan privasi berbicara untuk pasien, meskipun belum cukup bukti saintifik untuk tingkat efektivitasnya. Sound-masking juga dapat menurunkan distraksi pada pasien untuk kebisingan yang bersifat berselang. Meskipun demikian, penggunaan sistem sound-masking perlu dengan hati-hati mempertimbangkan hal-hal lain seperti kejelasan berbicara antar tenaga kesehatan, ataupun dampaknya pada sistem monitoring pasien.

Peraturan Baku Mutu Kebisingan di Rumah Sakit di Indonesia

Di Indonesia, tingkat kebisingan di rumah sakit diregulasi melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 Tahun 2019 tentang kesehatan lingkungan rumah sakit. Baku mutu tingkat kebisingan pada peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

Reference
A Joseph and R Ulrich. Sound Control for Improved Outcomes in Healthcare Settings. The Center for health Design. 2007
Fife, D., and E. Rappaport. 1976. Noise and hospital stay. American Journal of Public Health 66(7):680–81.Minckley (1968)
Murthy, V. S., K. L. Malhotra, I. Bala, and M. Raghunathan. 1995. Detrimental effects of noise on anesthetists. Canadian Journal of Anaesthesia 42:608–11.
Berglund, B., T. Lindvall, D. H. Schwelaand, and T.K. Goh. 1999. Guidelines for community noise. In Protection of the human environment. Geneva, Switzerland: World Health Organization.
Hagerman, I., G. Rasmanis, V. Blomkvist, R. S. Ulrich, C. A. Eriksen, and T. Theorell. 2005. Influence of coronary intensive care acoustics on the quality of care and physiological states of patients. International Journal of Cardiology 98:267–270
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 7 Tahun 2019

Geonoise Indonesia di Workshop Akustik AAVI (Asosiasi Akustik dan Vibrasi Indonesia) – Prediksi Kebisingan di Perkotaan

By | Articles, News

Asosiasi Akustik dan Vibrasi Indonesia (AAVI) pada tanggal 5 dan 6 Agustus 2019 mengadakan workshop yang bertajuk “Workshop on Acoustics Technology for Industry and Professionals”. Workshop ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai teknologi akustik terkini untuk para praktisi di industri dan juga professional yang bekerja pada bidang yang berkaitan dengan akustik.

Pada acara ini, Geonoise Indonesia berkesempatan untuk memberikan kontribusi dengan menjadi pembicara pada acara tersebut. Salah satu engineer Geonoise Indonesia, Hizkia Natanael, mengisi sebuah sesi yang diberi judul “Urban Noise Predictions: Why and How We Do It”. Kesempatan ini kami gunakan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kami mengenai kalkulasi kebisingan di perkotaan, terutama dari sudut pandang praktisi.

Hal yang pertama dibahas yakni mengenai mengapa kebisingan di perkotaan perlu untuk diprediksi. Sedikitnya terdapat dua alasan yang berhubungan dengan hal ini. Pertama, kebisingan memiliki dampak yang buruk pada kesehatan dan kesejahteraan publik. Karena hal inilah, kebisingan perlu diperhitungkan pada tahap perencanaan sebuah kegiatan ataupun proyek, sehingga kebisingan dapat berada pada tingkat yang dapat diterima oleh publik. Oleh karena hal inilah, terdapat alasan kedua yaitu agar memenuhi persyaratan yang ditentukan regulasi. Regulasi terkait kebisingan dibuat agar kebisingan yang diterima publik memiliki dampak yang masih terkontrol.

Regulasi terkait kebisingan dapat digolongkan menjadi dua yaitu immission dan emission. Regulasi yang digolongkan sebagai immission adalah regulasi yang mengatur seberapa banyak kebisingan boleh diterima oleh penerima bising. Di Indonesia, salah satu contoh dari regulasi ini adalah KepMen LH No. 48 Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan. Pada keputusan ini, tingkat kebisingan diatur baku mutunya untuk setiap jenis kawasan. Misalnya, pada kawasan pemukiman, kebisingan maksimal adalah Lsm < 55 dBA dengan toleransi 3 dB (tingkat kebisingan siang malam, dengan penalti 5dB pada malam hari).

Kategori lainnya yaitu regulasi terkait emisi kebisingan adalah regulasi yang mengatur seberapa banyak kebisingan boleh diemisikan oleh sumber kebisingan. Contoh dari regulasi ini di Indonesia adalah PerMen LH No.7 tahun 2009 tentang ambang batas kebisingan kendaraan bermotor tipe baru. Pada peraturan ini, setiap kendaraan motor tipe baru harus diuji emisi kebisingannya dengan metoda yang diatur pada PerMen yang sama.

Pada bagian kedua dari sesi ini, kami berbagi mengenai metoda yang biasa digunakan oleh praktisi untuk memprediksi kebisingan di perkotaan. Standar kalkulasi kebisingan yang biasa digunakan terbagi menjadi dua yaitu emisi dan propagasi. Pada kalkulasi emisi, tingkat daya suara dari sumber kebisingan dihitung berdasarkan karakteristik sumber bunyi tersebut. Misalkan untuk menghitung emisi bising dari jalan raya, dibutuhkan data mengenai jumlah kendaraan, kecepatan kendaraan, jenis kendaraan yang melewati jalan tersebut dan sebagainya. Pada standar perhitungan propagasi, dihitung kebisingan yang diterima oleh penerima kebisingan karena propagasi suara dari sumber.

Pada kesempatan ini juga kami membuat sebuah “study case” jika akan dibangun rel kereta layang pada jalan Dago di Bandung. Kami menggunakan software SoundPLAN 8.1 untuk memprediksi kebisingan yang diterima oleh salah satu rumah sakit pada jalan tersebut.

Selain dari Geonoise Indonesia, pembicara pada acara ini adalah:

  • Prof Jeong-Guon Ih dari Korea Advanced Institute of Science and Technology. Prof Ih pada kesempatan kali ini berbicara mengenai beberapa topik terkait noise control yaitu “Noise Control Design and Analysis”, “Panel damping to reduce noise radiation” dan case study noise control pada produk hair dryer yang beliau kerjakan.
  • Prof David Herrin, Director dari The Vibro-Acoustics Consortium yang juga professor di University of Kentucky. Prof Herrin menjadi pembicara pada sesi “Basics of sound and noise”, “Design of silencers to reduce duct-borne noise”, dan “measurements and instrumentation in Acoustics and Vibration”
  • Prof Youngjin Park, Director dari Center for Noise and Vibration Control (NOVIC), KAIST. Prof Park membagikan mengenai active noise control.
  • Prof Benjamin Soenarko, President dari Asosiasi Akustik dan Vibrasi Indonesia (AAVI). Beliau berbicara mengenai metoda numerik di akustik, terutama Boundary Element Method.
  • Dr Joko Sarwono, Kelompok Keahlian Fisika Bangunan Institut Teknologi Bandung. Pak Joko Sarwono pada kesempatan ini berbagi mengenai Soundscape.
Penghargaan dari AAVI 2019

Merasa Tidak Produktif? Anda Mungkin Mengabaikan Faktor Ini!

By | Uncategorized
Tidak produktif saat bekerja

Kami percaya bahwa cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas adalah kemampuan untuk masuk ke sebuah kondisi yang disebut monoideal. Josh Kaufman dalam bukunya yang berjudul “The Personal MBA” mengatakan,

Monoidealism is the state of focusing your energy and attention only on one thing. It’s often called a ‘flow’ state: clear, focused attention on one subject for a long period of time.”

Yang jika diterjemahkan menjadi, “Monoidealisme adalah keadaan memfokuskan energi dan perhatian Anda hanya pada satu hal. Hal ini dapat juga disebut kondisi ‘mengalir’: perhatian terfokus dengan jelas pada satu subjek untuk jangka waktu yang lama.”

Agar hal ini bisa terjadi, kita harus menghilangkan potensi-potensi gangguan yang dapat terjadi. Contohnya, sebagian orang memilih untuk bekerja sangat awal di pagi hari atau larut malam demi terciptanya produktivitas tinggi – karena pada hari-hari biasa, tidak akan ada yang menelepon dan mengganggu Anda pada jam 4 pagi.

Namun, kebanyakan dari kita bekerja di kantor yang beroperasi di jam kerja pada umumnya (bukan jam-jam sunyi bebas gangguan). Kabar baiknya, kita masih dapat mengelola potensi gangguan kita dengan mengetahui apa yang paling mengganggu kita di waktu kerja normal tersebut. Anda dapat mencoba mengalokasikan waktu untuk masuk pada kondisi monoideal dengan cara membebaskan diri dari gangguan selama waktu tersebut. Misalnya, Anda dapat mengaktifkan mode penerbangan pada ponsel Anda dan mematikan notifikasi email dari jam 8 pagi hingga jam 11 siang. Kemudian Anda dapat mulai memeriksa email serta berkomunikasi dengan orang lain dan rekan-rekan Anda dari jam 11 siang hingga waktu makan siang. Pilihan waktu tersebut tentunya akan sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang Anda lakukan dan juga berapa banyak waktu yang Anda perlukan untuk berada dalam kondisi monoideal.

Renovasi gedung di jam kerja

Dalam melakukan pengelolaan waktu tersebut, sayangnya terdapat hal-hal yang di luar kendali Anda, misalnya pekerjaan renovasi gedung di lantai atas, rekan kerja Anda yang sedang sing along dengan lagu yang ia dengarkan, orang-orang di ruangan sebelah tertawa keras (mungkin mereka sedang membicarakan bos mereka?), dan lain-lain. Jika bukan gangguan yang muncul di depan mata Anda, seperti notifikasi yang muncul di layar Anda, sebagian besar gangguan yang datang muncul dalam bentuk suara, atau mungkin lebih baik jika kita sebut “kebisingan”.

Kebisingan adalah pembunuh produktivitas yang mungkin Anda abaikan – terutama jika Anda telah sukses melewati tahap teralihkan perhatiannya oleh telepon Anda, bermain Facebook di komputer Anda dan melihat video kucing di Youtube. Untungnya, kebisingan dapat dikelola dengan beberapa cara. Pilihan yang paling mudah untuk perkantoran dan tempat bekerja adalah membuat peraturan terkait kebisingan dan membuat semua orang sadar bahwa kebisingan dapat mengurangi produktivitasnya dan rekan-rekannya. Sebagai contoh, perusahaan dapat membuat peraturan bahwa pekerjaan renovasi bangunan, bernyanyi dan bergosip harus dilakukan di luar jam kantor. Cara lain adalah dengan memisahkan area untuk orang yang ingin fokus dan area untuk orang dapat bersosialisasi dan berdiskusi dengan rekan kerja mereka.

Cara terbaik untuk mengelola kebisingan?

Ada, yaitu dengan mempertimbangkan kebisingan dari awal proses desain ruang kerja. Ini bisa menjadi proses yang panjang dan kompleks di mana ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam merancang kantor yang ideal. Dibutuhkan keseimbangan antara keindahan visual, filosofi perusahaan, fungsionalitas, kesehatan, keselamatan dan semua aspek lain yang ingin kita perhitungkan. Sering kali, semua aspek itu akan berhubungan dengan kebisingan atau akustik dalam beberapa hal, tergantung pada kasusnya yang selalu unik dan berbeda.

Bagi kami, pekerja di bidang akustik, berikut ini adalah hal-hal yang biasanya kami pikirkan ketika membantu orang lain merancang ruang kerja mereka (dan lingkungan buatan lainnya):

  • Ambient noise: Kami ingin tingkat kebisingan di dalam ruang kerja berada pada rentang yang dikehendaki. Kebisingan dari luar seperti lalu lintas, kereta api, pesawat terbang dan gedung tetangga (sistem mekanik tetangga bisa jadi cukup mengganggu), atau kebisingan dari dalam bangunan seperti sistem HVAC dan lift perlu untuk dikontrol.
  • Insulasi suara: Kami tidak ingin mendengar suara yang tidak ingin kami dengar dari ruang sebelah, atas atau bawah. Dengan mendesain sistem plafon, lantai, dan dinding yang sesuai, isolasi suara yang cukup dapat dicapai.
  • Akustik ruang: Kami ingin dapat mendengarkan dengan nyaman dan memahami informasi verbal yang kami inginkan. Ini sangat penting terutama di ruang pertemuan dan auditorium.
  • Sistem pengeras suara dan sistem Public Address: Kami ingin sistem penguatan suara dan public address dapat didengar dengan jelas tanpa mengganggu orang lain yang tidak ingin mendengarnya.

Semua hal di atas juga bisa dilakukan setelah gedung dan ruang kerja dibangun. Tetapi jika dilakukan sebelum dibangun, Anda akan memiliki lebih banyak opsi dan efisien secara biaya daripada mengubah apa yang sudah dibangun.

Jadi, jika Anda adalah orang yang sangat produktif, atau jika Anda ingin mencapai fokus yang tinggi saat bekerja, kami sarankan Anda mempertimbangkan aspek kebisingan dalam memilih ruang tempat Anda bekerja.


Apakah Anda Stres di Tempat Anda Bekerja?

By | Uncategorized | No Comments

Apakah Anda stres di tempat Anda bekerja? Coba hitung, berapa kali Anda menutupi telinga Anda ketika sedang bekerja? Tanpa disadari, Anda mungkin stres karena lingkungan kerja yang bising. Selain memicu stres, hal tersebut dapat mengurangi tingkat produktivitas kerja. Tentu ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan juga dapat berdampak pada bonus akhir tahun Anda?

Mari kita ingat, seberapa bisingkah lingkungan tempat Anda bekerja dengan memerhatikan alat-alat di bawah ini:

  • Mesin fotokopi
  • Nada dering telepon
  • Komputer
  • Pendingin udara
  • Suara-suara dari luar gedung perkantoran (truk, pesawat, kebisingan jalan raya, konstruksi terdekat)
  • Tertawa/berbicara
  • Gosip tentang bos
  • Gosip tentang rekan kerja yang tidak diundang ke WhatsApp Group

Itu adalah sumber kebisingan umum yang mungkin berkontribusi terhadap kebisingan di sekitar Anda. Kita harus ingat bahwa perbedaan antara kebisingan dan suara (biasa) sangat subyektif. Penilaian ini akan berbeda untuk setiap orang dan bergantung pada situasi.

Grafik di bawah ini menunjukkan level tingkat kebisingan, 50 desibel akan bagus untuk lingkungan kerja, paparan untuk tingkat kebisingan yang lama di atas 80 desibel akan merusak pendengaran Anda secara permanen.

How Loud is Too Loud – Geonoise Asia

Setelah melihat grafik, mari kita perkirakan berapa besaran desibel yang harus Anda tanggung setiap hari? Katakanlah Anda bekerja di lingkungan kantor yang berisik, umumnya tingkat kebisingan dapat mencapai 90 desibel karena akumulasi berbagai suara seperti tawa, teriakan, nada dering, dll. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklaim bahwa paparan kebisingan dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Selain itu, suara keras akan merusak struktur sensitivitas telinga bagian dalam serta menyebabkan gangguan pendengaran karena kebisingan atau Noise-Induced Hearing Loss (NIHL).

Kerusakan karena paparan kebisingan akan berdampak secara bertahap; Anda mungkin tidak merasakan tanda-tanda tersebut atau justru cenderung mengabaikannya sampai tanda-tanda tersebut benar-benar mengganggu Anda. Berikut adalah gejala dari NIHL:

  • Suara menjadi terdistorsi atau teredam
  • Anda tidak dapat mendengar atau memahami pembicaraan dari jarak 1 meter atau lebih jauh
  • Anda harus meningkatkan volume sumber suara lebih dari yang dapat didengarkan oleh orang lain agar orang lain bisa mendengar sebaik mungkin

Apakah Anda merasakan seluruh gejala tersebut?

Hubungi segera bantuan profesional! Jika Anda tidak memiliki gejala tersebut, selamat, Anda masih memiliki pendengaran yang baik. Tapi itu tidak menjamin Anda akan terbebas dari NIHL.

Berikut adalah tips agar tetap fokus di lingkungan kerja yang bising dan dapat membantu Anda terhindar dari NIHL:

  1. Bawa earplugs ke tempat kerja!

Mengenakan earplug dapat membantu Anda mengurangi kebisingan sebanyak 18-34 desibel. Harga earplugs angat variatif bergantung pada model/merek earplug yang Anda miliki. Dengan memblokir/mengurangi kebisingan sejumlah itu, Anda masih dapat mendengar suara di sekitar Anda.

  • Anda mungkin ingin mencoba Noise Cancelling Headphones?

Alat ini didesain untuk menjaga Anda agar terhindar dari kebisingan. Jika Anda menggunakan ini di kantor, alat ini tidak hanya akan membantu Anda memblokir kebisingan di sekitar Anda tetapi juga akan membuat musik yang Anda dengarkan jauh lebih baik daripada menggunakan headphone pada umumnya. Harganya berkisar antara ratusan ribu rupiahhingga jutaan rupiah. Ini adalah investasi yang sangat baik!

  • Istirahat!

Ketika kebisingan di sekitar Anda terlalu banyak untuk ditangani, biarkan telinga Anda istirahat! Ini memberi Anda waktu yang lama untuk pulih dari suara yang membuat stres dan tindakan ini juga merupakan cara yang paling mudah untuk mencegah kerusakan telinga.

Tidak satu pun tips di atas bekerja untuk Anda? Silakan hubungi acoustical consulting service kepercayaan Anda. Mereka akan membantu Anda menemukan solusi terbaik untuk masalah Anda.